Embedded Files
Post date: Jan 25, 2018 8:39:27 PM
Kamis, tanggal 18 Januari 2018 pengurus Perhimpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia di Austria (PPIA) Tahun 2018 melakukan audiensi dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Austria dan Slovenia, Dr. Darmansjah Djumala. Pertemuan tersebut bertempat di Kedutaan Besar Republik Indonesia, Gustav Tschermakgasse 5-7, Wina. Dr. Darmansyah Djumala memberikan selamat kepada para pengurus baru PPIA Indonesia yang diwakili oleh Ketua PPIA Indonesia M Fermi Austrianto, Wakil ketua Aufaclav Zatu Frisky, Sekretaris Anies Mutiari dan Bendahara Trida Febriani Zakaria.
Beliau menyampaikan bahwa antara KBRI dengan PPIA mempunyai hubungan seperti Bapak dan anak. Anak diharapkan dapat membantu Bapak sementara Bapak dapat mengayomi anak. Sudah sewajarnya hubungan PPIA dengan KBRI saling bahu membahu dalam menjaga nama baik Indonesia. Beliau juga menyampaikan bahwa PPIA mempunyai akses untuk mempromosikan Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan mempromosikan kesenian dan budayanya. Selain itu tugas PPIA adalah untuk memberikan kemaslahatan kepada anggotanya dengan menyajikan program-program yang bermanfaat bagi anggotanya.
Salah satu program yang sangat baik untuk dijalankan menurut Dr. Darmansjah Djumala adalah program dalam membantu mahasiswa Indonesia yang baru datang ke Austria atau dapat disebut ‘Preliminary Briefing for Newcomers’. Selain itu, PPIA juga dapat memanfaatkan kedatangan para pejabat dari Indonesia ke Austria untuk dapat berdiskusi dan mengembangkan wawasan mengenai kebijakan-kebijakan di Indonesia dalam berbagai bidang. Hal ini ditanggapi dengan baik oleh pengurus PPIA yang juga telah merencanakan hal tersebut dalam program kerja mereka. Terakhir Bapak Duta Besar juga berpesan kepada pengurus PPIA untuk tetap fokus dengan kehidupan akademik meskipun menjabat sebagai pengurus PPIA. Kunjungan tersebut ditutup dengan acara foto bersama pengurus PPIA dengan Duta Besar beserta Konselor KBRI di Wina Bidang Pendidikan, Sosial dan Budaya, Ibu Dewi Kejora.
Google Sites
Report abuse